19 February 2008

Jagadè digelar digulung, Nduk*…


Pertama kali mendengar kalimat ini…
Aku bingung… Apa maksudnya…
Jagad = dunia = bumi
Digelar = dibentangkan
Digulung = digulung, dirapikan untuk disimpan lagi

Lalu?? Apa maksudnya??
Ternyata…
Ini semua adalah sebuah perumpamaan…
Sebuah perumpamaan yang sangat dalam filosofinya…
(& aku selalu terkagum-kagum ketika menemukan dalamnya makna-makna dalam filsafat Jawa)

secara harfiah…
dapat kita pahami bahwa yang dimaksudkan jagad adalah dunia/bumi
tempat di mana kita berpijak
tempat di mana kita menjalani kehidupan ini

sedangkan yang dimaksudkan dengan digelar/ dibentangkan adalah
proses di mana kita seharusnya bisa me-zoom in diri kita
muhasabah… mengevaluasi/instropeksi diri….
Ada di mana kita sekarang…
Di belahan bumi mana…
Di masa apa? Masa ke berapa?
Kira-kira, masih seberapa panjang lagi rentang waktu yang akan kita lalui?
Di manakah letak tujuan kita?
Masih jauhkah? Seberapa jauh?
Bekal apa yg kita punya untuk menuju ke sana?
Cukupkah? Atau kita masih perlu mencari bekal kembali?

Ya!
Jagadè digelar…
Laksana membentangkan peta/denah perjalanan…
Bisa kita artikan sebagai masa untuk melihat posisi kita
Untuk melihat perbekalan kita
Kemudian untuk membuat sebuah perencanaan
Untuk kembali melanjutkan perjalanan
Kembali berjuang menuju kepada sebuah cita-cita…

Kemudian; Jagadè digulung…
Maksudnya
Simpan baik-baik semua perencanaan yang telah kita buat
Jangan sampai hilang
Untuk sewaktu-waktu kita buka lagi apabila memerlukan…
Karena sudah cukup waktu evaluasi kita…
Karena, sekarang adalah waktunya untuk memperjuangkan cita-cita kita
Jangan sampai kita hanya terbuai pada perencanaan-perencanaan yang indah….
Sehingga perencanaan hanya menjadi perencanaan
Jika kita tak mau bergerak untuk memperjuangkannya!

Ya….
Jagadè digelar digulung, Nduk….
Evaluasilah kehidupanmu setiap saat kau memerlukannya…
Labih baik lagi jika dilakukan secara kontinyu…
Karena dalam kehidupan ini
Ada waktunya kita berlari
Ada waktunya kita berjalan pelan…
Dan ada waktunya pula kita duduk
Dan beristirahat…

Seperti kata Steven Covey
(“7 Habbits of Highly Effective People”)
untuk menjadi penebang kayu yang produktif
seseorang tak harus menebang kayu terus menerus
tanpa beristirahat…
penebang kayu yang cerdas
akan bekerja keras menebang kayu
namun tetap akan beristirahat juga
& menggunakan sebagian dari waktu istirahatnya
untuk mengasah gergajinya


(azizie, 220907)
inspired by Prof. Mudrajad Kuntjoro

* Nduk è dari kata Genduk = panggilan orang tua/orang yang lebih tua (Jawa) kepada anak perempuan

No comments:

Post a Comment